Pada Seri Ikatan Cinta episode 4, Nino yang masih terpuruk merasa sangat kecewa pada Andin karena berpikir bahwa sang istri bermain-main bersama pria lain saat dirinya tidak ada di rumah. Ia sambil membereskan barang-barang Andin dalam satu koper. Kemudian, terdapat asisten rumah tangga yang menemukan anting. Tanpa pikir panjang, Nino langsung memasukkan anting tersebut ke dalam koper. Sebenarnya, anting tersebut adalah salah satu barang bukti yang menjadi milik Elsa, tersangka sesungguhnya kasus pembunuhan Roy. Di tengah rasa keterpurukan Nino yang harus berpisah dengan Andin, Elsa juga masih berusaha mendekatinya dan memberikan perhatian lebih kepadanya.
Elsa tidak segan untuk membawakan makanan kesukaan Nino dan berusaha mengambil hati orang tuanya.
Sementara itu, papa Surya yang sedang mengalami stroke tiba-tiba diberi tahu oleh pihak perusahaan bahwa dirinya telah diPHK karena sudah tiga bulan tidak bekerja. Istrinya langsung bertanya kepada pihak perusahaan, mengapa mereka melakukan hal tersebut, padahal tahu bahwa sang suami sedang sakit. Namun, perwakilan perusahaan itu menjelaskan bahwa dirinya hanya diminta untuk mengirimkan pesan tersebut. Merekapun tidak bisa berbuat apa-apa.
Ketika mendekam di penjara Andin merasa sangat tertekan dan memberi tahu kepada temannya bahwa ia bukanlah pelaku pembunuhan tersebut. Teman sekamarnya kemudian bertanya, apakah ada saksi yang bisa membuktikan hal tersebut. Andin menjawab tidak ada. Sang teman kemudian memberi tahu bahwa jika demikian, hanya Doraemon saja yang bisa menyelamatkan Andin untuk keluar dari sel. Sementara itu, Andin juga pernah bermimpi buruk di tengah malam. Ia memiliki firasat tidak enak sehingga meminta salah satu sipir untuk meminjamkannya telepon.
Ketika menelepon ke rumah, ia berbicara dengan mamanya yang kemudian menegur Andin dan mengatakan bahwa sang ayah sedang sakit struk karena telah memikirkan Andin. Andin merasa sangat bersalah dan kecewa. Sementara itu, mama Rosa yang merupakan ibu dari Aldebaran dan Roy ternyata mengalami trauma yang sangat mendalam atas kepergian sang anak. Ia masih beranggapan bahwa sang anak tetap tinggal bersamanya, padahal justru sudah meninggal.
Aldebaran yang melihat hal ini sangatlah khawatir terhadap kondisi ibunya. Kemudian, ia meminta dokter untuk mengecek kondisi sang ibu. Dokter pun menjelaskan bahwa sang ibu memiliki masalah mental. Aldebaran sangat marah dan menolak hal tersebut. Menurutnya, tidaklah pantas untuk memperlakukan sang ibu layaknya orang yang memiliki gangguan jiwa. Ia kemudian merasa sangat marah kepada Andin dan ingin menemui Andin.
Ketika sampai di rutan, Aldebaran ternyata diberi tahu oleh petugas bahwa Andin sedang tidak bisa ditemui karena ia sempat pingsan akibat pengaruh stress. Petugas tersebut juga menjelaskan kepada Aldebaran bahwa Andin sedang hamil. Bukan hanya itu saja, Aldebaran pun tak sengaja mendengar dari petugas lapas bahwa anak yang sedang dikandung Andin adalah anak dari adiknya, Roy.
Ketika berada di klinik, Andin diberi tahu oleh dokter bahwa ia mengalami stress sehingga pingsan, namun kondisi bayinya baik-baik saja. Andin merasa sangat lega mendengarnya. Kemudian saat melakukan kerja bakti di lapas, Andin sempat diganggu oleh narapidana wanita yang merasa dirinya lebih senior. Ia meminta Andin mengerjakan tugasnya. Andin menolak, kemudian napi tersebut marah, namun teman sekamar Andin membelanya. Ketika berada di lapas, saat teman sekamar Andin diserang oleh penghuni penjara lainnya, Andin membela, kemudian napi tersebut tak sengaja mendorongnya, padahal saat itu Andin sedang hamil besar. Keadaan ini membuatnya harus melahirkan secara prematur.